In Crypto Currency

10 cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia


Sepuluh cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia

Bagi Anda yang menyukai atau mengamati perkembangan teknologi, istilah Bitcoin mungkin sudah terdengar familier.

Bitcoin merupakan salah satu jenis cryptocurrency yang paling terkenal di dunia. Cryptocurrency sendiri adalah mata uang digital yang menggunakan teknik enkripsi untuk meregulasi setiap unit mata uang baru dan memverifikasi setiap pengiriman dana yang terjadi. Mata uang digital ini beroperasi secara independen tanpa campur tangan bank sentral.

Meski Bitcoin merupakan cryptocurrency yang paling banyak diperbincangkan, sebenarnya ada banyak sekali jenis cryptocurrency yang ada di dunia ini. Kali ini, Tech in Asia merangkum sepuluh di antaranya, yang sekaligus merupakan cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar berdasarkan analisa Coin Market Cap.

Bitcoin

Bitcoin (BTC) merupakan cryptocurrency pertama dan disebut-sebut sebagai yang terbaik. BTC diciptakan oleh Satoshi Nakamoto dan diluncurkan ke publik secara open source pada tahun 2009. Total sirkulasi jumlah Bitcoin saat ini sudah mencapai angka 14 juta BTC. Hadiah bagi para bit miner akan berhenti apabila sirkulasi Bitcoin sudah mencapai 21 juta yang akan tercapai pada tahun 2140.

Kapitalisasi pasar : USD 3,3 miliar (Rp. 42 triliun)

Ripple

Ripple atau dikenal juga dengan XPR merupakan mata uang digital yang awalnya dikembangkan secara tertutup oleh Ripple Network untuk membuat sistem pembayaran yang aman, mudah, dan cepat. Akan tetapi pada tahun 2013, Ripple Network memutuskan untuk membuat proyek ini menjadi open source di bawah lisensi ISC. Ripple menggunakan algoritma Consensus yang memungkinkan proses pembayaran, pertukaran, dan pengiriman uang secara terdistribusi.

Kapitalisasi pasar: USD 253 juta (Rp. 3 triliun)

Litecoin

Litecoin atau LTC dirilis secara resmi ke publik pada tahun 2011. Cryptocurrency ini dibuat oleh mantan pegawai Google, Charles Lee, dengan tujuan untuk membuat Bitcoin yang lebih baik. Kelebihan yang ditawarkan LTC adalah durasi untuk menghasilkan blok yang hanya memakan waktu 2,5 menit, lebih cepat dibanding BTC yang memakan waktu hingga 10 menit. Hal ini bisa terjadi karena LTC menggunakan algoritma Scrypt yang dikenal lebih sederhana dan cepat dibandingkan algoritma SHA-256 yang digunakan BTC.

Kapitalisasi pasar: USD 54 juta (Rp704 miliar)

DASH atau Darkcoin

DASH merupakan kepanjangan dari Digital Cash yang awalnya bernama Darkcoin dan harus diganti untuk keperluan pemasaran. Berbeda dengan BTC dan lTC, DASH menggunakan algoritma X11 yang menggunakan 11 putaran fungsi hash yang berbeda-beda. Algoritma ini disebut-sebut lebih cepat dan menggunakan kinerja komputer yang lebih efisien.

Kapitalisasi pasar: USD 15 juta (Rp 195 miliar)

Stellar

Stellar merupakan cryptocurrency yang didirikan pada awal tahun 2014 oleh Jeb Mccaleb dan Joyce Kim. Perbedaan mencolok antara Stellar dengan cryptocurrency lain adalah 95 persen dari mata uang digital ini diberikan secara cuma-cuma. Koin baru mata uang digital ini tidak diperoleh melalui mining karena Stellar menggunakan algoritma Consensus yang secara otomatis menghasilkan koin baru dan melakukan verifikasi pada setiap transaksi.

Kapitalisasi pasar: USD 13 juta (Rp169 miliar)

MaidSafeCoin

MaidSafe merupakan singkatan dari Massive Array of Internet Disks – Secure Access For Everyone.

Sebuah cryptocurrency yang mulai dikembangkan oleh David Irvine pada tahun 2006, sebelum akhirnya resmi dirilis ke publik pada bulan April 2014.
Cara mining MaidSafe berbeda dengan metode verifikasi yang diterapkan Bitcoin.
Untuk mendapatkan koin, para miner — sebutan bagi para pencari koin cryptocurrency — harus menyediakan sebuah media penyimpanan untuk menyimpan MaidSafe.

Kapitalisasi pasar: USD 9,7 juta (Rp126 miliar)

NXT

NXT merupakan cryptocurrency yang diluncurkan pada tahun 2013 oleh developer software anonim bernama BCNext. Mata uang digital ini menggunakan sistem proof-of-stakes (PoS) untuk menangani transaksi dan jumlah koin NXT. Serupa dengan Stellar, NXT juga tidak memungkinkan adanya mining.

Kapitalisasi pasar: USD 9 juta (Rp117 miliar)

Dogecoin

Ya! Anda mungkin juga merasa bahwa nama mata uang digital ini mengingatkan Anda dengan anjing. Karena mata uang digital ini terinspirasi oleh Shiba Inu, salah jenis ras anjing dari Jepang yang terkenal melalui sebuah meme di internet. Dogecoin awalnya dibuat sebagai sebuah mata uang lelucon, tapi berhasil menarik perhatian pengguna internet hingga akhirnya dikembangkan lebih serius dan resmi diluncurkan ke publik pada tahun 2013. Dogecoin juga menggunakan algoritma Scrypt layaknya Litecoin, sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan mining.

Kapitalisasi pasar: USD 8,7 juta (Rp113 miliar)

BitShares

BitShares berawal dari sebuah tesis berjudul “A Peer-to-Peer Polymorphic Digital Asset Exchange” oleh Daniel Larimer, Charles Hoskinson, and Stan Larimer. Setelah menyelesaikan tesis dan mendapat pendanaan dari sebuah VC asal China, Daniel Larimer memutuskan untuk membuat mata uang digital baru bernama BitShares.
BitShares kemudian diluncurkan pertama kalinya ke publik pada tahun 2013. Mata uang digital ini menggunakan algoritma Consensus yang memungkinkan semua pengguna memberi persetujuan secara otomatis, sehingga tidak memungkinkan adanya mining koin.

Kapitalisasi pasar: USD 8,4 juta (Rp 109 miliar)

BanxShares

BanxShares merupakan cryptocurrency yang dikembangkan oleh Mark Lyford seorang entrepreneur yang sudah aktif sejak tahun 90an. Pada dasarnya, BanxShares merupakan bank untuk menyimpan cryptocurrency. Akan tetapi apabila ingin menabung, pengguna perlu mengkonversi mata uang digital mereka ke BankShares.

Kapitalisasi pasar: USD 7,3 juta (Rp 95 miliar)

Selain 10 jenis mata uang digital di atas, masih ada 593 jenis lainnya lagi yang beredar di pasaran dan tentunya bisa mendominasi pasar kapan saja.
Berdasarkan hasil riset yang kami lakukan, sebagian besar pelaku cryptocurrency di Indonesia lebih banyak melakukan mining, dibandingkan melakukan jual beli dengan menggunakan mata uang digital ini.

(Diedit oleh Lina Noviandari; Sumber gambar: The Merkle)




Related Articles

{